"Kita akan cek, apakah salah satu bukti saksi manusia mungkin ada orang yang lewat atau ada CCTV ada mungkin ada alat lain yang bisa membuktikan," kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho, Sabtu (17/8/2019).
Saat ditanya apakah mahasiswa yang melakukannya pembuangan bendera? Sandi menegaskan: "Jangan berandai-andai. Kita kan masih mencari alat bukti jadi kita kan belum tahu sebenarnya. Untuk itu alat bukti dan saksi akan menjawab kita apa yang kita butuhkan besok," tegasnya.
"Nanti akan kita cek apa ancaman hukuman itu. Paling nggak itu kan penistaan terhadap lambang negara," lanjut Sandi.
Sandi juga memerintahkan untuk tetap menjaga asrama mahasiswa Papua. "Malam tadi tetap kita amankan karena kita tidak mau berspekulasi apabila ada kegiatan-kegiatan lain yang tidak kita duga. Yang jelas di malam 17-an akan tetap akan kita jaga sampai hari ini. Mudah-mudahan tidak ada halangan," ucap Sandi.
Sedangkan menanggapi tuntutan massa yang menuntut agar asrama dikosongkan, Sandi meminta bersabar menunggu perkembangan sampai besok. "Kita lihat seperti apa perkembangannya. Jadi kita lihat saja. Jadi kita kan tidak boleh menegakkan hukum dengan melawan hukum," ujarnya.
"Apapun juga bahwa itu bagian dari bagian bangsa ini, bangsa Indonesia. Jadi kita akan tetap menegakan aturan yang berlaku tetapi juga memperhatikan kondisi dan situasi yang ada," pungkas Sandi.
Ratusan warga gabungan berbagai ormas di Surabaya menggeruduk Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan. Massa geram karena Mahasiswa Papua tidak mau memasang Bendera Merah Putih. Warga menyebut ketika bendera merah putih dipasang oleh pihak Muspika depan asrama, bendera dibuang oleh para penghuni asrama.